Membaca berita (Sumber: medium.com) |
Setiap hari, setiap jam, dan bahkan setiap menit, muncul peristiwa di sekitar kita. Peristiwa muncul silih berganti, dari yang rutin dan biasa hingga
yang jarang dan luar biasa, dari yang lucu dan menyenangkan hingga yang tragis
dan memilukan. Kehidupan kita masih akan terus diwarnai peristiwa. Apa peristiwa paling menyenangkan dan menyedihkan yang pernah
Anda alami?
Sebagai anggota
masyarakat, kita seringkali dituntut keadaan untuk mengikuti perkembangan
berbagai peristiwa melalui berita media massa. Dengan rajin mengikuti berita, kita akan mendapatkan banyak informasi. Informasi akan memperkaya wawasan kita serta menjadikan
kita mampu mengikuti dinamika dan perkembangan hidup.
Dari sekian media
massa yang menyiarkan berita, radio dan televisi memiliki frekuensi tinggi
dalam menyajikan berita kepada khalayak. Setiap beberapa jam, radio dan
televisi menayangkan berita. Berita apa saja yang Anda sukai? Bagaimana cara Anda
menyimpulkan dan memahami isi berita yang Anda dengarkan?
1. Menemukan Pokok
Berita
Berita media massa –– baik di surat kabar, majalah, radio, maupun
televisi –– lazim disampaikan dengan pola ‘piramida terbalik’. Artinya, berita disusun dan disampaikan dari bagian yang paling
penting berturut-turut hingga ke bagian yang tidak penting. Dengan kata lain, unsur-unsur penting dari berita ditempatkan pada bagian awal berita, kemudian berturut-turut kian ke bawah atau ke
belakang diikuti unsur-unsur yang tidak penting.
Selain itu, berita juga disusun dengan menganut prinsip 5W + 1H,
yakni what (apa), who (siapa), where (di mana), when
(kapan), dan why (mengapa), serta how (bagaimana). Maksudnya, berita senantiasa diusahakan mencakup apa
kejadiannya, siapa pelakunya, di mana peristiwanya terjadi, kapan peristiwanya terjadi, mengapa peristiwa dapat terjadi, serta bagaimana proses
terjadinya peristiwa. Keenam hal itu merupakan unsur pokok berita.
Oleh sebab itulah, jika kita hendak menemukan unsur pokok berita, kita harus memperhatikan keenam hal itu. Sebagai
unsur pokok, keenam hal itu biasanya ditempatkan pada bagian atau paragraf awal berita. Mengapa hal itu dilakukan? Hal itu dilakukan
tidak lain untuk memenuhi kriteria penyusunan berita berdasarkan pola piramida terbalik. Untuk
mengetahui cara menentukan pokok berita, perhatikan contoh berikut ini.
Pesawat Merpati Menabrak Sapi
Pesawat Boeing 737 seri 300 milik Merpati Nusantara Airlines
menabrak sapi saat mendarat di Bandar Udara Mopah, Kabupaten Merauke, Papua,
Senin, 28 Januari 2008. Tidak ada korban dalam peristiwa itu, tetapi mesin kiri pesawat rusak
berat sehingga pesawat tak bisa diterbangkan kembali. Pesawat bernomor
penerbangan MZA/774 yang mengangkut 136 penumpang dan enam awak pesawat itu
sedang dalam penerbangan dari Jayapura ke Merauke. Kecelakaan terjadi saat
pesawat mendarat pada pukul 08.46 WIT.
Pada saat itu, pesawat mendarat dari arah utara landasan pacu.
Tiba-tiba seekor anak sapi berlari dari arah Kampung Sayap di sebelah timur
landasan pacu. Anak sapi berlari melintasi landasan dan tertabrak pesawat yang
sedang mendarat. Akibatnya, mesin turbin kiri pesawat rusak berat. Kerusakan
juga terjadi di bagian ekor pesawat yang terhantam tubuh anak sapi yang
terlempar.
General Manager PT Merpati Nusantara
Airlines wilayah Papua, Yose Rizal, menyatakan, seluruh penumpang tidak
mengalami cedera dan pesawat berhenti dengan aman. Dia menyatakan, pilot Edi
Fernando Sinaga mendaratkan pesawat setelah mendapat pernyataan menara kontrol
bahwa landasan pacu sepanjang 1.850 m itu kosong. “Jika tak ada pernyataan
bahwa landasan pacu sudah aman, tidak mungkin pilot mendaratkan pesawat,” kata Yose.
Kepala Bandara Mopah, Herson, menjelaskan, saat
menara pengawas memberitahukan kondisi lapangan pacu aman untuk pendaratan,
landasan memang kosong. “Anak sapi itu tiba-tiba masuk dari arah timur landasan
pacu,” katanya. Herson menambahkan, dari 7.000 m panjang
keliling areal bandara, baru 1.500 m yang diberi pagar.
(Kompas, 29 Januari 2008,
dengan pengubahan seperlunya)
Dalam berita tersebut, intisari berita terdapat pada bagian awal berita, tepatnya pada paragraf pertama. Intisari berita yang dimaksud berupa “Pesawat Boeing 737 seri 300
milik Merpati Nusantara Airlines menabrak sapi di Bandar Udara Mopah, Kabupaten
Merauke, saat sedang dalam penerbangan dari Jayapura ke Merauke.” Paragraf pembuka berita tersebut dalam dunia jurnalistik biasa disebut
teras berita atau lead. Penempatan intisari berita pada paragraf pembuka memperlihatkan bahwa bagian terpenting dari
berita ditempatkan pada bagian teratas, sementara
bagian-bagian lain yang kurang penting berturut-turut ditempatkan di bawahnya,
sehingga terlihat seperti sebuah piramida terbalik.
2. Menyimpulkan Isi Berita
Bagaimana cara kita menyimpulkan isi
berita yang kita dengar atau kita baca? Dari mana kita mulai
menarik kesimpulan? Untuk menyimpulkan isi berita yang kita dengar, kita dapat melakukannya dengan
mengingat intisari berita yang biasanya terdapat pada bagian awal atau
pembuka berita. Kesimpulan dapat kita rumuskan dalam beberapa kalimat. Sebagai contoh, dari berita “Pesawat Merpati Menabrak Sapi” di atas, dapat
dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut.
a. Pesawat Boeing
milik Merpati Nusantara Airlines menabrak sapi saat mendarat di Bandar Udara
Mopah, Kabupaten Merauke, Papua.
b. Peristiwa penabrakan sapi oleh pesawat Merpati Nusantara
Airlines tidak menimbulkan jatuhnya korban, tetapi menyebabkan mesin kiri
pesawat mengalami kerusakan berat sehingga pesawat tidak dapat diterbangkan
kembali.
c. Peristiwa penabrakan sapi oleh pesawat Merpati Nusantara
Airlines terjadi akibat pada saat pesawat sedang mendarat di landasan yang
sudah dinyatakan kosong dan aman seekor anak sapi tiba-tiba muncul dan berlari
melintasi landasan.
(Sumber: Tema & Tokoh, https://teladan-tokoh.blogspot.com/2017/08/mendengarkan-membaca-dan-menyimpulkan.html, Selasa, 8 Agustus 2017)