Friday, August 10, 2018

Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi

Oleh Akhmad Zamroni 

Wawancara (Sumber: fauzydarmawanfikomjayabaya14.blogspot.com)

Teks wawancara lazim disajikan kepada pembaca dalam bentuk kalimat-kalimat langsung. Artinya, kalimat-kalimat yang dipaparkan langsung berasal dari narasumber. Namun, untuk penulisan berita, para wartawan sering mengubah hasil wawancara menjadi narasi, yakni paparan atau kisahan. Hal itu dilakukan dengan tetap mempertahankan intisarinya.
Kali ini kita akan belajar dan berlatih mengubah teks wawancara menjadi narasi atau kisahan. Kita akan berlatih melakukan pekerjaan seperti yang sering dilakukan para wartawan. Sebelumnya, perhatikan contoh berikut ini.
Berapa luas kebun mangga milik Pak Samijo ini?
Semula ada satu hektare.  Namun, sejak enam bulan lalu sebagian lahan saya gunakan untuk mengembangkan tanaman lain, yakni jeruk. Dari satu hektar luas lahan ini, sekitar seper empat di antaranya saya gunakan untuk menanam jeruk.
Mengapa sebagian lahan dialihkan untuk jeruk?
Saya ingin mencoba mengembangkan jenis tanaman lain. Saya coba dulu secara terbatas jenis jeruk di lahan ini. Jika hasilnya bagus, saya bermaksud mengembangkannya lebih lanjut. Untuk keperluan itu, mungkin saya akan memperluas lahan.
Ada berapa jenis mangga yang ada di kebun ini?
Ada tiga jenis, yakni manalagi, arumanis, dan gadung.
Bagaimana pemasaran hasil panen selama ini?
Pemasaran hasil panen saat ini hampir tidak pernah mengalami masalah. Sebagian besar hasil panen, sekitar 75 persennya, diborong supermarket. Sisanya yang 25 persen diambil pedagang grosir. Mereka sendiri yang datang ke sini.
(Infotani, Desember 2007)

Apa yang dikemukakan narasumber (Pak Samijo) di atas adalah kalimat-kalimat langsung, yakni kalimat yang langsung berasal dari orang yang memberi pernyataan. Pernyataan itu dikutip langsung apa adanya seperti dikemukakan saat wawancara. Untuk pengubahannya menjadi narasi, kalimat langsung dapat dialihkan menjadi kalimat tidak langsung dan sebagian lagi dapat dipertahankan sebagai kalimat langsung. Jika teks wawancara di depan tadi dinarasikan, akan menjadi sebagai berikut.
Di atas lahan seluas satu hektare, Pak Samijo bercocok tanam mangga. Namun, sejak enam bulan lalu, seper empat dari lahan tersebut ditanami jeruk. Selain mengusahakan mangga, Pak Samijo bermaksud mengembangkan jenis tanaman lain. Tanaman pertama yang dicobanya adalah jeruk. “Jika hasilnya bagus, saya bermaksud mengembangkannya lebih lanjut,” kata Pak Samijo. “Untuk keperluan itu, mungkin saya akan memperluas lahan.”
Pohon mangga yang diusahakan Pak Samijo terdiri atas tiga jenis, yakni manalagi, arumanis, dan gadung. Mengenai pemasaran hasil panen, “Hampir tidak pernah mengalami masalah,” kata Pak Samijo. Sekitar 75 persen hasil panen diserap supermarket,  sedangkan yang 25 persen dibeli pedagang grosir. Pengangkutan barang ke tempat pembeli juga tidak menemui persoalan. “Mereka sendiri yang datang ke sini,” katanya.

No comments:

Post a Comment