Sumber: fire-safety-consulting.be |
Dalam
banyak kasus, potensi seperti misteri atau teka-teki. Kita percaya bahwa semua
orang memiliki potensi, tetapi seringkali kita sendiri bahkan tidak tahu apa
potensi sejati atau potensi sesungguhnya yang kita miliki atau yang ada pada
diri kita sendiri. Potensi sungguh misterius; kehadirannya dapat dirasakan,
tetapi wujud atau bentuknya kerapkali tak tertangkap penglihatan sehingga
senantiasa menyebabkan penasaran.
Tidak
sedikit orang yang selama hidupnya tak pernah mengetahui secara pasti apa
potensi yang mereka miliki walaupun hidup mereka sendiri sebenarnya juga tidak
gagal. Bahkan kita juga tidak tahu, apakah orang-orang hebat, seperti Ibnu
Khaldun, Aristoteles, Isaac Newton, Leonardo da Vinci, Leo Tolstoy, William
Shakespeare, Amadeus Mozart, Napoleon Bonaparte, Thomas Jefferson, Mahatma
Gandi, Albert Einstein, Ernest Hemingway, Mohammad Hatta, Pele, Muhammad Ali,
Steve Job, dan Bill Gate, mengetahui potensi mereka masing-masing. Untuk
menjadi sukses, besar, dan legendaris seperti itu, apakah mereka telah
melakukan upaya pengembangan potensi sesuai dengan potensinya aslinya
masing-masing? Apakah Aristoteles sadar betul bahwa bakat terbesarnya memang
benar-benar dalam bidang filsafat atau Muhammad Ali sepenuhnya paham bahwa
bakat terbesarnya memang sungguh-sungguh dalam olahraga tinju? Jangan-jangan
Aristoteles memiliki bakat besar juga dalam menyanyi sehingga jika dia
mengembangkan potensinya ini dengan benar serta keadaan zaman saat itu
mendukung, selain akan menjadi filsuf besar dia juga akan menjadi penyanyi
dunia papan atas. Jangan-jangan Muhammad Ali juga memiliki bakat besar dalam
melukis sehingga manakala dia mengembangkannya dengan optimal, selain menjadi
juara dunia tinju, ia juga akan dikenal sebagai seorang pelukis yang sejajar
dengan Pablo Picasso dan Rembrandt.
Sejarah
memang membuktikan, tokoh-tokoh besar dan sukses tidak selalu lahir dari
sinkronnya antara usaha pengembangan potensi di sisi satu dan potensi itu
sendiri (potensi yang ada) di sisi lain. Artinya, lahirnya tokoh-tokoh sukses
tidak selalu atau tidak selamanya ditentukan oleh kesesuaian antara potensi
yang dimiliki para tokoh dengan usaha yang mereka lakukan untuk mengembangkan
potensi-potensi tersebut. Bisa saja seorang tokoh tertartik dan berminat untuk
menghasilkan karya elektronika serta berkat kerja keras dan keuletannya ia
sukses menjadi pengusaha elektronika terkemuka dan terkaya, padahal
sebenarnya ia memiliki bakat besar dalam
bidang musik atau sastra.
Namun,
tentu saja, keajaiban atau keanehan semacam itu tidak serta merta bisa kita
jadikan alasan untuk meremehkan arti pentingnya mengetahui dan memastikan
potensi sebagai titik tolak untuk mengembangkan dan mengoptimalkan potensi
dalam upaya meraih kesuksesan. Bagaimanapun juga, untuk sebagian besar manusia,
mengetahui potensi diri serta mengembangkannya menjadi kompetensi atau
kualifikasi yang dapat membawa kesuksesan lebih penting dan lebih diperlukan
daripada melakukan upaya ngawur dalam meraih kesuksesan hidup. Artinya, segala
upaya yang kita lakukan untuk meraih kesuksesan, bagaimanapun, perlu dan
penting untuk disesuaikan dengan potensi kita masing-masing. Keajaiban,
keanehan, atau keunikan memang dapat terjadi –– seperti yang diilustrasikan di
depan tadi –– tetapi itu bersifat perkecualian serta hanya bisa dilakukan oleh
orang-orang dengan kemampuan yang luar biasa serta tekat, semangat, kerja
keras, dan dukungan lingkungan yang tidak biasa pula.
Dalam
kehidupan modern saat ini, kesuksesan sulit diraih dengan cara-cara yang boros
waktu, tenaga, pikiran, dan biaya. Di tengah makin banyaknya jumlah penduduk,
meningkatnya kesadaran untuk hidup sukses, ketatnya persaingan, kencangnya
globalisasi, terbatasnya berbagai sumber daya, serta majunya ilmu pengetahuan
dan teknologi, kesuksesan harus diraih dengan cara-cara yang efektif dan
efisien. Nah, efektivitas dan efisiensi dalam meraih kesuksesan hanya dapat
dicapai jika upaya pengembangan potensi kita lakukan berdasarkan pengenalan dan
pengetahuan yang tepat mengenai potensi asli yang kita miliki. Makin kita tepat
dalam mengenali dan mengetahui potensi yang kita miliki untuk kita kembangkan
menjadi kompetensi dan kualifikasi, maka makin efektif dan efisienlah usaha
yang kita lakukan dalam mencapai kesuksesan.
Dengan
mengenali dan mengetahui potensi diri secara tepat, kita telah melakukan
penghematan waktu, biaya, tenaga, dan pikiran secara besar-besaran. Hal ini
karena kita tidak terus-menerus berkutat dan disibukkan oleh upaya-upaya yang
tak terencana, tak jelas, dan tak terarah, yang menghabiskan sumber daya (uang,
tenaga, pikiran, waktu, dan sebagainya) yang besar sekali. Bayangkan, berapa
waktu, biaya, tenaga, dan pikiran yang kita hambur-hamburkan dengan percuma
jika kita salah dalam mengenali dan mengetahui potensi? Betapa besarnya
pemborosan yang kita lakukan jika selama bertahun-tahun kita kerja keras
belajar dan berlatih, tetapi ternyata apa yang kita latih tidak sesuai dengan
potensi sejati yang kita miliki? Betapa sayangnya jika bakat kita, misalnya,
dalam bidang seni, tetapi yang kita genjot terus kemampuan kita dalam bidang
olahraga, atau sebaliknya?
Dengan
demikian, efektivitas dan efisiensi pengembangan potensi menjadi bagian dari
faktor yang menentukan dalam meraih prestasi dan kesuksesan. Prestasi dan
kesuksesan tidak dapat diraih dengan jalan pengembangan potensi yang dilakukan
secara spekulatif (untung-untungan). Pengembangan potensi yang dilakukan secara
spekulatif tidak hanya akan mengakibatkan pemborosan banyak hal, melainkan juga
menyebabkan upaya meraih prestasi dan sukses sangat sulit dilakukan atau bahkan
mudah sekali menemui kegagalan.
(Sumber: Sadah Siti, http://caraelok.blogspot.com/2017/01/efektivitas-dan-efisiensi-dalam.html)
No comments:
Post a Comment