Friday, April 27, 2018

Doa Musafir yang Terperangkap di Belantara Dunia Maya pada Tahun Baru Hijriah

Akhmad Zamroni

Ya Allah Yang Mahakuat.
Jadikanlah hari-hari kami bertabur rahmat
sehingga kami dapat menjalani kehidupan
dengan penuh rasa khidmat.
Ya Allah Yang Maha Pemurah.
Jadikanlah hari-hari kami sarat dengan berkah
sehingga kami dapat khusyuk
menjalankan semua ibadah.
Ya Allah Yang Mahakuasa.
Jadikanlah hari-hari kami penuh karunia
sehingga kami dapat bergaul dengan sesama
jauh dari prasangka.
Ya Allah Yang Mahasuci.
Jadikanlah hari-hari kami bertabur rezeki
sehingga kami dapat membantu kaum dhuafa
dengan setulus hati.
Ya Allah Yang Mahamegah.
Jadikanlah hari-hari kami sarat dengan anugerah
sehingga kami dapat mencari penghasilan
dengan cara yang amanah.
Ya Allah Yang Mahabaik.
Jadikanlah hari-hari kami penuh taufik
sehingga kami dapat bersikap dan bertindak
jauh dari sifat munafik.
Ya Allah Yang Maha Melihat.
Jadikanlah hari-hari kami bertabur nikmat
sehingga jika kami dipercaya menjadi pemimpin
terhindar dari laku khianat.
Ya Allah Yang Maha Perkasa.
Jadikanlah hari-hari kami terang oleh cahaya
sehingga silaturahmi dengan handai taulan dan saudara
tetap terus terjaga.

Ya Allah Yang Maha Memerintah.
Jadikanlah hari-hari kami penuh limpahan hidayah
sehingga dalam menjalankan semua perintah-Mu
jauh dari jalan sesat dan musibah.
Ya Allah Yang Mahaagung.
Ampunilah dosa-dosa kami yang bergunung-gunung
juga dosa-dosa saudara, orang tua, dan para pemimpin kami yang tak terhitung
sehingga kami dapat memulai hari-hari baru sebagai
golongan orang-orang yang beruntung.
Ya Allah Yang Mahasempurna.
Jauhkanlah hari-hari kami dari tipu daya
sehingga kami dapat meraih kemaslahatan sebagai manusia
terhindar dari tamak, dengki, dan dusta.
Ya Allah Yang Mahamulia.
Jauhkanlah hari-hari kami dari perkataan dan perbuatan sia-sia
sehingga kami dapat mencapai kemakrifatan sebagai hamba
terhindar dari takabur, ujub, dan riya.
Ya Allah Yang Mahagagah.
Jauhkanlah hari-hari kami dari angkara dan amarah
sehingga kami dapat menggapai karomah sebagai khalifah
terhindar dari kikir, ghibah, dan fitnah
menjadi penghuni surga yang penuh hikmah
bebas dari siksa neraka yang sarat barah.
Ya Allah Yang Mahabijaksana.
Kabulkanlah permohonan kami yang tiada terhingga
agar kami tetap menjadi makhluk yang mulia
meninggalkan segala larangan-Mu dengan ikhlas dan gembira
menjalankan semua perintah-Mu dengan khusyuk dan lapang dada.
Jajar-Wirogunan, Muharam 1439/September 2017


Doa Seorang Sopir

Akhmad Zamroni
Ya Tuhanku,
Lapangkan semua jalan
hingga aku tak sempoyongan
menggerakkan roda berapa pun jauhnya
membawa jiwa-jiwa setia
menjalani hidup sarat upaya.
Ya Tuhanku,
Terangi semua jalan
hingga aku tak bernanaran
mengendalikan kemudi betapa pun liarnya
mengantar hasrat-hasrat dunia
menempuh hidup penuh bahaya.
Ya Tuhanku,
Jagalah semua jalan
hingga aku terhindar dari guncangan
dalam melewati segala rintangan.
Ya Tuhanku,
Tunjukkan jalan yang lurus
hingga terjalnya medan dapat kutembus.
Tunjukkan jalan yang harus kutempuh
hingga di bawah rambu-Mu aku bersimpuh.
Gremet, 2008


Leo Tolstoy, Sastrawan yang Berasal dari Keluarga Bangsawan

Leo Tolstoy (Sumber: i.pinimg.com)

Pria yang nama lahirnya Pangeran Lev Nikolayevich Tolstoy ini biasa disebut sebagai Leo Tolstoy. Tolstoy lahir di Yasnaya Polyana, Kekaisaran Rusia, pada 9 September 1828 dan wafat di Astapovo pada 20 November 1910. Tolstoy adalah anak keempat dari lima bersaudara.
Orang tua Tolstoy meninggal ketika ia masih kecil sehingga ia dibesarkan oleh sanak keluarganya. Tolstoy belajar hukum dan bahasa oriental di Universitas Kazan. Tampaknya ia tidak begitu kerasan dengan dunia akademik sehingga ia meninggalkan bangku kuliah sebelum tamat. Para dosennya mendeskripsikan dirinya sebagai “tidak mampu dan tidak mau belajar.”
Tolstoy sebenarnya berasal dari keluarga bangsawan Rusia yang kaya raya. Namun, ironis, Tolstoy merasa bahwa dirinya tidak berhak untuk mendapatkan harta warisan. Ia terkenal di kalangan para petani karena kedermawanannya. Ia juga sering memberikan bantuan kepada para gelandangan dan pengemis.
Pada tahun 1862 Tolstoy menikah dengan Sofia Andreevna Bers. Pernikahan Tolstoy dengan perempuan yang usianya 16 tahun lebih muda ini menghasilkan 13 orang anak. Ia menghabiskan banyak waktunya di Moskwa dan St. Petersburg. Setelah terjerat utang besar karena judi, Tolstoy menemani kakaknya ke Kaukasus dan kemudian memasuki dinas ketentaraan Rusia. Pada masa-masa inilah ia mulai menulis sastra.
Tolstoy menjadi besar, dihormati, disegani, dikagumi, dan diidolakan oleh banyak kalangan karena karya-karya sastranya. Ia menulis esai, cerita pendek, naskah drama, dan novel. Bersama dengan Fyodor Dostoyevsky, Leo Tolstoy  dianggap sebagai sastrawan terbesar Rusia hingga saat ini. Wikipedia menyebutnya sebagai sastrawan, pembaharu sosial, pasivis, anarkis Kristen, dan vegetarian.
Nama Tolstoy mencuat di blantika sastra Rusia dan dunia terutama karena dua novel masterpiece-nya, yakni Perang dan Damai (1865-1869) dan Anna Karenina (1875-1877). Kedua buku ini dinilai Wikipedia bertengger di puncak fiksi realistik dari cakupan, luas, dan gambarannya yang realistik perihal kehidupan Rusia. Karya-karya lain Tolstoy, di antaranya, Serangan (1852), Masa Kecil (1854), Cerita-Cerita Sevastopol (1855–1856), Kebahagiaan Keluarga (1859), Orang-Orang Kosak (1863), Tawanan di Kaukasus (1872), Romo Sergius (1873), Kematian Ivan Ilyich (1886), Kuasa Kegelapan (1886), Buah-Buah Kebudayaan (1889), Sonata Kreutzer (1889), Kerajaan Allah Ada di Dalam Dirimu (1894), Surat kepada Kaum Liberal (1898), Mayat Hidup (1911), dan Hadji Murad (1912).
Oleh karena keunggulan dan kehebatan karya-karyanya (terutama novel-novelnya), Tolstoy dikagumi dan dihormati oleh sesama sastrawan sezamannya. Sesama sastrawan Rusia, Dostoyevsky, menganggap Tolstoy sebagai novelis terbesar di antara semua novelis yang hidup pada zaman itu. Satrawan Rusia yang lain, Anton Chekhov, memuji Tolstoy dengan mengatakan, “....  bahkan jika kita sendiri tidak mencapai hasil apa-apa, hal itu tidak menjadi masalah karena Tolstoy yang berprestasi untuk kita semua.” Virginia Woolf menganggap Tolstoy sebagai yang terbesar di antara semua novelis. Sastrawan Prancis, Gustave Flaubert, menilai Tolstoy sebagai seniman dan psikolog yang hebat. Adapun Thomas Mann, William Faulkner, dan Marcel Proust memiliki perasaan yang relatif sama bahwa karya-karya Tolstoy begitu mirip dengan alam.
Tolstoy memiliki pengalaman unik tersendiri terkait dengan Dostoyevsky. Tolstoy dan Dostoyevsky, baik oleh publik Rusia maupun peminat dan kritikus sastra dunia, sama-sama dianggap sebagai sastrawan terbesar Rusia dan mereka berdua juga hidup dalam masa atau zaman yang sama, tetapi mereka tidak pernah berjumpa dan bertatap muka secara langsung. Keduanya saling memuji dan karya-karya keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Tolstoy konon menangis pada saat mendengar berita kematian Dostoyevsky.
Tolstoy tidak hanya menanamkan pengaruh besar dan luas di dunia sastra, melainkan juga di kalangan aktivis kemanusiaan. Melalui karyanya, Kerajaan Allah Ada di dalam Dirimu, Tolstoy mengungkapkan ide-ide cemerlangnya mengenai perlawanan tanpa kekerasan. Gagasan Tolstoy ini kemudian diketahui memengaruhi tokoh-tokoh kemanusiaan terkemuka abad ke-20, seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King, Jr.
Berikut beberapa fakta unik lain di sekitar kehidupan Leo Tolstoy.
·       Pernikahannya yang terakhir digambarkan oleh A.N. Wilson sebagai salah satu pernikahan yang paling tidak bahagia dalam sejarah sastra.
·       Perang dan Damai  (War and Peace) secara umum dianggap sebagai salah satu novel besar dan fenomenal yang pernah ditulis. Cakupan ceritanya demikian luas, tetapi terjaga keutuhannya. Di dalamnya ada 580 tokoh, banyak di antaranya historis dan yang lainnya fiktif.
·       Perang dan Damai  memang dinilai publik dan kritikus sebagai novel besar dan fenomenal, tetapi Tolstoy sendiri justru tidak menganggap Perang dan Damai sebagai sebuah novel.
·       Selain sebagai sastrawan, Tolstoy juga tercatat sebagai anggota resimen artileri berpangkat letnan dua yang turut ambil bagian dalam Perang Krim.
·       Tolstoy wafat pada tahun 1910 akibat radang paru-paru. Ia mengembuskan napas terakhirnya di sebuah stasiun kereta api pada umur 82 tahun -- kejadiannya berlangsung setelah ia meninggalkan rumahnya di tengah musim dingin yang menusuk tulang.
·       Berawal dari surat yang ditulis dan dikirimnya kepada sebuah surat kabar India (surat itu diberi judul “Surat kepada Seorang Hindu”), Tolstoy terlibat korespondensi panjang dengan Mahatma Gandhi. Ide-ide Tolstoy melalui korespondensi ini sangat memengaruhi Gandhi dalam mengembangkan konsep perlawanan tanpa kekerasan.
·       Sebagian novelnya, seperti Kematian Ivan Ilyich (1886) dan Jadi Apa yang Harus Kita Lakukan  mengembangkan filsafat Kristen anarko-pasifis yang membuat ia dikucilkan dari Gereja Ortodoks pada tahun 1901.
(Sumber: Maestronesia, http://belajarpadamaestro.blogspot.co.id/2017/11/leo-tolstoy-18281910.html, 17 November 2017)

Pelajaran Biologi (1)


Guru   :   Jodi, binatang endemik kuda nil berasal dari mana?
Jodi   :   Dari Afika, Pak.
Guru     :   Betul.  Leni, hewan endemik apa yang berasal dai Pulau Sulawesi?
Leni      :    Anoa, Pak.
Guru     :    Baik. Eko, ikan piranha berasal dari mana?
Eko       :    Sungai Amazon.
Guru     :    Oke. Susi, kamu tahu burung cendrawasih, bukan?
Susi      :    Ya, dong, Pak. Itu ‘kan burung kesukaan saya.
Guru     :    Nah, dari manakah burung cendrawasih berasal dan apa habitatnya?
Susi      :    Kebun binatang, Pak!

Pelajaran Biologi (2)


Seorang guru biologi tengah memberi pelajaran tentang binatang melata (reptilia),       
serangga (insektia), dan menyusui (mamalia).

Bu Guru  :     Toni, coba sebutkan ciri-ciri reptilia!
Toni       :     Memiliki tulang belakang, berdarah dingin, punya sisik, dan jalannya merayap, Bu Guru.
Bu Guru  :     Bagus. Rini, sebutkan ciri-ciri insektia!
Rini       :      Tidak memiliki tulang belakang, biasanya memiliki sayap, dan punya sepasang antena.
Guru      :     Pintar sekali. Joni, kamu masih ingat tentang mamalia, ya? Nah, coba jelaskan ciri-cirinya!
Joni       :     Oke, Bu. Ciri-ciri mamalia adalah memiliki tulang yang indah, rambutnya sebahu, punya tahi lalat di atas bibir, cantik, baik hati, dan dia sangat menyayangi teman saya, Lia.

Pelajaran Sejarah

Guru     :  Rudi, siapakah penemu senjata api?
Rudi     :  John Browning, Pak.
Guru     :  Benar. Sekarang kamu Reni. siapakah penemu dinamit?
Reni     :  Alfred Nobel, Pak Guru.
Guru     :  Benar, bagus. Dona, siapakah penemu tank?
Dona     :   Ernest Swinton.
Guru     :   Benar. Hebat. Kalian memang pintar-pintar. Kini giliran kamu, Karjo. 
       Siapakah  penemu bom?
Karjo     Wah, pertanyaannya terlalu mudah, Pak!
Guru     :  Ya, memang siapa penemu bom menurut kamu?
Karjo     :  Densus 88, Pak!

Friday, April 20, 2018

Pelajaran Bahasa Indonesia


Guru     :   Anak-Anak, pelajaran bahasa Indonesia hari ini adalah cara membuat kalimat.
Siswa    :  (Serentak) Ya, Bu Guru. Kami suka.
Guru    :  Baiklah. Sebelum saya mulai, saya akan minta salah satu dari kalian untuk  membuat sebuah contoh kalimat.
Siswa   :   (Serentak) Silakan, Bu Guru. Dengan senang hati akan kami jawab.
Guru    :   Coba, Banu, buatlah sebuah contoh kalimat berita dengan kata ‘ayah’!
Banu     :   Baik, Bu Guru. ..... “Ayah Yono adalah seorang pegawai negeri”.
Guru     :   Edi,  menurutmu, apakah contoh kalimat yang dibuat Banu tersebut sudah benar?
Edi       :   Wah, salah, Bu Guru. Banu benar-benar ngawur.
Guru     :   Lalu, bagaimana yang benar, Edi?
Edi       :   Yang benar, ...... “Ayah Yono adalah seorang pelawak.”



Merokok dan Menyusui


Di ruang tunggu sebuah toko besar seorang ibu muda dan lelaki muda tengah menanti giliran untuk mendapatkan pelayanan dari pramuniaga toko. Ibu muda itu menyusui anaknya yang masih bayi, sedangkan si lelaki muda tengah asyik merokok.
Ibu Muda      :   Mas ... Mas ... maaf, kalau merokok tolong di ruang khusus untuk    merokok dong. Ini si Kecil terganggu dan jadi bangun ....
Lelaki Muda    :   Ya, Mbak. Tapi, maaf, .... Mbak kalau menyusui di ruang khusus menyusui juga dong. Ini si Kecil saya juga terganggu dan ikut bangun.

Tergantung pada Koma (5)


Zamroni Sw.
Ini adalah sebuah perjalanan tanpa perhentian. Melaju dengan kecepatan angin yang berembus dari liang peradaban yang kacau. Meliuk di antara puing-puing reruntuhan zaman yang uzur dimakan waktu.
Seabad lebih lalu kita mengukur jarak dan menancapkan tiang untuk menandai akhir perjalanan. Namun, petualangan membuatnya tak berguna. Tak ada lagi kata berhenti untuk selamanya. Kita hanya bisa berhenti untuk sementara, sekadar melepas lelah dan  meredakan jengah dan amarah.
Seabad kemudian perjalanan kita menjelma pengembaraan yang sarat pertarungan. Penaklukan dan pertumpahan darah nyaris membuat kita kalah. Beruntung, para martir dan leluhur tak pernah menyerah. Mereka menghunus senjata  dan menyabung nyawa demi anak cucunya.
Berabad-abad yang akan datang tempat singgah kian punah oleh pertempuran. Bumi berputar cepat sekali hingga matahari sulit dikenali. Waktu yang tergilas mimpi hanya sedikit menyisakan jeda di antara jejak-jejak yang mengular ke puncak. Reruntuhan langit mengubur bunga dan dedaunan yang berguguran oleh musim kemarau yang teramat panjang.
Berabad-abad adalah waktu yang singkat untuk mengembara. Dan tanah negeri terlalu gersang untuk menjadi tempat istirahat yang nyaman tanpa gangguan. Nyaris tiada lagi waktu tersisa untuk menyusun rencana dan mengobati luka. Para petarung kian rakus dan membabi buta memperebutkan takhta. Bom waktu bertebaran di lembaran sejarah yang basah oleh darah dan sangit oleh terbakarnya langit.
Abad tidak akan pernah membuat frustrasi atau putus asa. Mungkin hanya akan merepotkan dalam waktu kurang dari sewindu. Kita harus jadi lakon tak terkalahkan yang terus mengembara dan bertarung sampai waktu menyerah kepada sejarah. Dan cerita paripurna oleh kematian massal dan senjakala riwayat manusia dan dunia.
Solo-Ngawi, Maret-April 2018

Saturday, April 7, 2018

Tak Ada Kata Berhenti untuk Belajar

Oleh Zamroni Sw.
(Sumner: mumtazz10.wordpress.com) 

Wahai anak muda, jika engkau tidak sanggup menahan lelahnya belajar, engkau harus menanggung pahitnya kebodohan.
–– Phythagoras
‘Belajar’ adalah kata yang sangat biasa dalam kehidupan kita. Namun, kata ‘belajar’ tidak pernah membosankan untuk disebut, dibaca, dan didengar. Belajar juga akan dengan ikhlas dan senang hati untuk terus-menerus dilakukan (dipraktikkan) jika kita sadar diri bahwa kita adalah makhluk yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan.
Belajar tidak melulu menjadi kewajiban para pelajar dan mahasiswa yang tengah menuntut ilmu di bangku pendidikan. Belajar tidak hanya menjadi kewajiban guru dan dosen guna mendapatkan tambahan wawasan dan pengetahuan sebagai bekal untuk mengajar di depan siswa dan mahasiswa. Belajar juga tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab para birokrat, pejabat negara, dan wakil rakyat untuk membaca dan menagkap aspirasi masyarakat dalam upaya menciptakan kebijakan-kebijakan yang tepat.
Belajar adalah kewajiban kita sebagai manusia. Belajar adalah tugas kita sebagai khalifah di dunia. Belajar adalah tanggung jawab kita sebagai makhluk lemah dan seringkali alpa. Belajar adalah keniscayaan kita sebagai insan bodoh yang gemar berbuat aniaya dan melakukan perbuatan sia-sia.
Belajar, belajar, dan belajar. Belajar merupakan proses yang tak mengenal kata akhir. Belajar adalah tradisi yang harus terus dijaga kelestariannya. Belajar adalah aktivitas yang senantiasa wajib dilakukan manusia ­--- berapa pun usianya, apa pun pekerjaannya, di mana pun keberadaannya, kapan pun waktunya, dan bagaimana pun keadaannya --- sebagai jalan untuk terus-menerus meminimalisasi ketidaksempurnaannya.
Belajar tak mengenal usia. Belajar tak mengenal putus asa. Belajar tak mengenal jenis kelamin, suku, agama, golongan, ras, dan batas negara.
Belajar sepanjang hayat; itulah prinsipnya. Kelemahan dan kekurangan manusia mengharuskan kita untuk tidak menentukan batas akhir dalam belajar. Kebodohan dan kecerobohan manusia mengharuskan kita untuk meniadakan kata ‘berhenti’ dalam belajar. Kerakusan dan keserakahan manusia mengharuskan kita untuk tak mengenal kata ‘menyerah’ dalam belajar.
Semua sudut di bumi ini dapat menjadi tempat belajar. Tidak hanya sekolah dan kampus, tempat-tempat lain menyimpan banyak sekali ilmu, pelajaran, atau hikmah untuk menjadi ajang belajar: perpustakaan, pesantren, tempat ibadah, rumah, kantor, perusahaan, museum, stasiun, terminal, jalan raya, pasar, taman, sawah, ladang, kebuh, hutan, sungai, danau, pantai, laut, bukit, gunung, dan sebagainya. Perut dan permukaan bumi menyimpan begitu banyak pengetahuan dan rahasia kearifan alam yang tidak akan pernah habis dipelajari manusia.
Bahkan, hal yang paling kotor dan tempat yang paling tidak layak dihuni makhluk hidup di jagat ini pun mengandung banyak pelajaran untuk manusia. Di tempat yang suci, kita akan belajar cara untuk tidak terjerumus pada kekotoran. Dari hal yang kotor, kita akan mendapat pengetahuan cara menjaga kebersihan. Di tempat yang panas, kita akan mendapat pelajaran cara mensyukuri kesejukan. Dari hal yang dingin, kita akan mengetahui  cara bersikap yang hangat. Di tempat yang berbahaya, kita akan menjadi pandai cara mengambil sikap waspada. Dari hal yang lapang, kita dapat terampil cara menghindari kesempitan. Di tempat yang gelap, kita dapat mengetahui cara membuat pelita. Dari hal yang kering dan gersang, kita dapat belajar untuk mahir membuat taman yang asri atau lahan yang subur untuk ditanami. Begitulah seterusnya.
Semua hal dapat menjadi objek belajar dan semua tempat dapat dijadikan ruang untuk belajar. Selama hidup kita, sesungguhnya kita tidak pernah berhenti belajar. Belajar tak kenal lelah dan putus asa tentang apa saja, di mana saja, dan kapan saja, akan mengantarkan kita pada akhir kehidupan yang bermakna, saat kita tidak lagi dapat belajar karena Tuhan telah menentukan batas akhir usia.