Saturday, August 11, 2018

Mendengarkan, Membaca, dan Menyimpulkan Berita

Oleh Akhmad Zamroni

Membaca berita (Sumber: medium.com)
Setiap hari, setiap jam, dan bahkan setiap menit, muncul peristiwa di sekitar kita. Peristiwa muncul silih berganti, dari yang rutin dan biasa hingga yang jarang dan luar biasa, dari yang lucu dan menyenangkan hingga yang tragis dan memilukan. Kehidupan kita masih akan terus diwarnai peristiwa. Apa peristiwa paling menyenangkan dan menyedihkan yang pernah Anda alami?
   Sebagai anggota masyarakat, kita seringkali dituntut keadaan untuk mengikuti perkembangan berbagai peristiwa melalui berita media massa. Dengan rajin mengikuti berita, kita akan mendapatkan banyak informasi. Informasi akan memperkaya wawasan kita serta menjadikan kita mampu mengikuti dinamika dan perkembangan hidup.
   Dari sekian media massa yang menyiarkan berita, radio dan televisi memiliki frekuensi tinggi dalam menyajikan berita kepada khalayak. Setiap beberapa jam, radio dan televisi menayangkan berita. Berita apa saja yang Anda sukai? Bagaimana cara Anda menyimpulkan dan memahami isi berita yang Anda dengarkan?
1.  Menemukan Pokok Berita
Berita media massa –– baik di surat kabar, majalah, radio, maupun televisi –– lazim disampaikan dengan pola ‘piramida terbalik’. Artinya, berita disusun dan disampaikan dari bagian yang paling penting berturut-turut hingga ke bagian yang tidak penting. Dengan kata lain, unsur-unsur penting dari berita ditempatkan pada bagian awal berita, kemudian berturut-turut kian ke bawah atau ke belakang diikuti unsur-unsur yang tidak penting.
Selain itu, berita juga disusun dengan menganut prinsip 5W + 1H, yakni what (apa), who (siapa), where (di mana), when (kapan), dan why (mengapa), serta how (bagaimana). Maksudnya, berita senantiasa diusahakan mencakup apa kejadiannya, siapa pelakunya, di mana peristiwanya terjadi, kapan peristiwanya terjadi, mengapa peristiwa dapat terjadi, serta bagaimana proses terjadinya peristiwa. Keenam hal itu merupakan unsur pokok berita.
Oleh sebab itulah, jika kita hendak menemukan unsur pokok berita, kita harus memperhatikan keenam hal itu. Sebagai unsur pokok, keenam hal itu biasanya ditempatkan pada bagian atau paragraf awal berita. Mengapa hal itu dilakukan? Hal itu dilakukan tidak lain untuk memenuhi kriteria penyusunan berita berdasarkan pola piramida terbalik. Untuk mengetahui cara menentukan pokok berita, perhatikan contoh berikut ini.
Pesawat Merpati Menabrak Sapi
Pesawat Boeing 737 seri 300 milik Merpati Nusantara Airlines menabrak sapi saat mendarat di Bandar Udara Mopah, Kabupaten Merauke, Papua, Senin, 28 Januari 2008. Tidak ada korban dalam peristiwa itu, tetapi mesin kiri pesawat rusak berat sehingga pesawat tak bisa diterbangkan kembali. Pesawat bernomor penerbangan MZA/774 yang mengangkut 136 penumpang dan enam awak pesawat itu sedang dalam penerbangan dari Jayapura ke Merauke. Kecelakaan terjadi saat pesawat mendarat pada pukul 08.46 WIT.
Pada saat itu, pesawat mendarat dari arah utara landasan pacu. Tiba-tiba seekor anak sapi berlari dari arah Kampung Sayap di sebelah timur landasan pacu. Anak sapi berlari melintasi landasan dan tertabrak pesawat yang sedang mendarat. Akibatnya, mesin turbin kiri pesawat rusak berat. Kerusakan juga terjadi di bagian ekor pesawat yang terhantam tubuh anak sapi yang terlempar.
General Manager  PT Merpati Nusantara Airlines wilayah Papua, Yose Rizal, menyatakan, seluruh penumpang tidak mengalami cedera dan pesawat berhenti dengan aman. Dia menyatakan, pilot Edi Fernando Sinaga mendaratkan pesawat setelah mendapat pernyataan menara kontrol bahwa landasan pacu sepanjang 1.850 m itu kosong. “Jika tak ada pernyataan bahwa landasan pacu sudah aman, tidak mungkin pilot mendaratkan pesawat,” kata Yose.
Kepala Bandara Mopah, Herson, menjelaskan, saat menara pengawas memberitahukan kondisi lapangan pacu aman untuk pendaratan, landasan memang kosong. “Anak sapi itu tiba-tiba masuk dari arah timur landasan pacu,” katanya. Herson menambahkan, dari 7.000 m panjang keliling areal bandara, baru 1.500 m yang diberi pagar.
(Kompas, 29 Januari 2008,
dengan pengubahan seperlunya)

Dalam berita tersebut, intisari berita terdapat pada bagian awal berita, tepatnya pada paragraf pertama. Intisari berita yang dimaksud berupa “Pesawat Boeing 737 seri 300 milik Merpati Nusantara Airlines menabrak sapi di Bandar Udara Mopah, Kabupaten Merauke, saat sedang dalam penerbangan dari Jayapura ke Merauke.” Paragraf pembuka berita tersebut dalam dunia jurnalistik biasa disebut teras berita atau lead. Penempatan intisari berita pada paragraf pembuka memperlihatkan bahwa bagian terpenting dari berita ditempatkan pada bagian teratas, sementara bagian-bagian lain yang kurang penting berturut-turut ditempatkan di bawahnya, sehingga terlihat seperti sebuah piramida terbalik.

2.  Menyimpulkan Isi Berita
Bagaimana cara kita menyimpulkan isi berita yang kita dengar atau kita baca? Dari mana kita mulai menarik kesimpulan? Untuk menyimpulkan isi berita yang kita dengar, kita dapat melakukannya dengan mengingat intisari berita yang biasanya terdapat pada bagian awal atau pembuka berita. Kesimpulan dapat kita rumuskan dalam beberapa kalimat. Sebagai contoh, dari berita “Pesawat Merpati Menabrak Sapi” di atas, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut.
a.  Pesawat Boeing milik Merpati Nusantara Airlines menabrak sapi saat mendarat di Bandar Udara Mopah, Kabupaten Merauke, Papua.
b.  Peristiwa penabrakan sapi oleh pesawat Merpati Nusantara Airlines tidak menimbulkan jatuhnya korban, tetapi menyebabkan mesin kiri pesawat mengalami kerusakan berat sehingga pesawat tidak dapat diterbangkan kembali.
c.  Peristiwa penabrakan sapi oleh pesawat Merpati Nusantara Airlines terjadi akibat pada saat pesawat sedang mendarat di landasan yang sudah dinyatakan kosong dan aman seekor anak sapi tiba-tiba muncul dan berlari melintasi landasan.