Sumber: kuchi-comys.info |
Dalam
semua atau setidaknya hampir semua bahasa di dunia, ada tanda baca yang disebut
tanda koma (,). Tanda koma umumnya digunakan sebagai tanda baca berhenti untuk
sementara atau jeda. Sebuah kalimat yang disela atau dibubuhi tanda koma
menunjukkan bahwa kalimat yang bersangkutan belum selesai atau masih ada
lanjutannya.
Tanda
koma berbeda dengan tanda baca titik (.). Tanda titik lazim digunakan sebagai
tanda penutup atau pengakhir kalimat. Sebuah kalimat yang diberi, dibubuhi,
atau ditutup dengan tanda titik menunjukkan bahwa kalimat yang bersangkutan telah
selesai atau berakhir secara permanen. Berakhir secara tetap atau permanen
berarti dari segi apa pun kalimat tersebut sudah tidak bersambung atau
berlanjut lagi.
Secara
simbolis tanda koma menunjukkan atau mengandung makna bahwa sebuah hal atau
sebuah proses masih akan terus berlanjut, sedangkan tanda titik menunjukkan
atau mengandung makna bahwa suatu hal atau suatu proses telah berakhir. Tanda
koma mengartikan bahwa proses hanya berhenti secara temporal (sementara) saja
sebagai jeda, untuk kemudian berlanjut terus tanpa ada batasnya. Selama suatu
rangkaian kata (kalimat) diberi tanda koma, maka kalimat itu masih akan terus
berlanjut –– dan baru akan berhenti jika ditutup dengan
tanda titik.
Tanda
koma menunjukkan proses yang dinamis, sedangkan tanda titik menunjukkan proses
yang statis. Sebagai tanda, koma melambangkan “proses yang terus berlangsung
dalam semua hal (belajar, bereksperimen, berkreasi, berpikir, beribadah, mengabdi,
mencari, melakukan inovasi, dan sebagainya)”. Tanda koma tak mengenal kata
berhenti untuk terus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas dan jika pun
berhenti, itu hanya dilakukan untuk sementara waktu sebagai jeda atau istirahat
untuk mengambil napas atau melepas lelah, untuk kemudian dilanjutkan lagi.
Tanda
koma merupakan representasi dari ketidaksempurnaan manusia. Karakter koma yang
melambangkan proses yang tak pernah berhenti mencerminkan apa yang seharusnya
dilakukan manusia sebagai makhluk yang
tidak sempurna. Oleh karena penuh dengan kekurangan, kelemahan, dan kelalaian,
manusia perlu menjadikan tanda koma sebagai rujukan dalam mengambil tindakan:
terus-menerus –– tanpa berhenti atau berhenti hanya untuk
sementara –– introspeksi, merenung, belajar, memperbaiki
diri, dan melakukan hal-hal lain yang diperlukan untuk meminimalisasi
kebodohannya, kecerobohannya, kekonyolannya, dan hal-hal buruk lainnya.
Itulah mengapa blog ini diberi tajuk “Tergantung pada Koma”.
Dengan mengambil klausa itu sebagai tajuk, blog ini mencoba mengingatkan diri
sendiri untuk tanpa henti melakukan refleksi internal guna berpikir dan
memperbaiki diri dalam mengurangi segala keterbatasan, kelemahan, dan
kekurangan-kekurangan lainnya. Ketidaksempurnaan adalah pembawaan inheren dari
manusia sehingga diperlukan ikhtiar terus-menerus tak terhingga untuk belajar
dan memperbaiki diri sebagai jalan keluar terpentingnya.
No comments:
Post a Comment