Saturday, March 17, 2018

Koma dan Bukan Titik

Oleh Zamroni Sw.
Sumber: kuchi-comys.info


Dalam semua atau setidaknya hampir semua bahasa di dunia, ada tanda baca yang disebut tanda koma (,). Tanda koma umumnya digunakan sebagai tanda baca berhenti untuk sementara atau jeda. Sebuah kalimat yang disela atau dibubuhi tanda koma menunjukkan bahwa kalimat yang bersangkutan belum selesai atau masih ada lanjutannya. 
Tanda koma berbeda dengan tanda baca titik (.). Tanda titik lazim digunakan sebagai tanda penutup atau pengakhir kalimat. Sebuah kalimat yang diberi, dibubuhi, atau ditutup dengan tanda titik menunjukkan bahwa kalimat yang bersangkutan telah selesai atau berakhir secara permanen. Berakhir secara tetap atau permanen berarti dari segi apa pun kalimat tersebut sudah tidak bersambung atau berlanjut lagi.
Secara simbolis tanda koma menunjukkan atau mengandung makna bahwa sebuah hal atau sebuah proses masih akan terus berlanjut, sedangkan tanda titik menunjukkan atau mengandung makna bahwa suatu hal atau suatu proses telah berakhir. Tanda koma mengartikan bahwa proses hanya berhenti secara temporal (sementara) saja sebagai jeda, untuk kemudian berlanjut terus tanpa ada batasnya. Selama suatu rangkaian kata (kalimat) diberi tanda koma, maka kalimat itu masih akan terus berlanjut ­­­ ––  dan baru akan berhenti jika ditutup dengan tanda titik.
Tanda koma menunjukkan proses yang dinamis, sedangkan tanda titik menunjukkan proses yang statis. Sebagai tanda, koma melambangkan “proses yang terus berlangsung dalam semua hal (belajar, bereksperimen, berkreasi, berpikir, beribadah, mengabdi, mencari, melakukan inovasi, dan sebagainya)”. Tanda koma tak mengenal kata berhenti untuk terus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas dan jika pun berhenti, itu hanya dilakukan untuk sementara waktu sebagai jeda atau istirahat untuk mengambil napas atau melepas lelah, untuk kemudian dilanjutkan lagi.
Tanda koma merupakan representasi dari ketidaksempurnaan manusia. Karakter koma yang melambangkan proses yang tak pernah berhenti mencerminkan apa yang seharusnya dilakukan  manusia sebagai makhluk yang tidak sempurna. Oleh karena penuh dengan kekurangan, kelemahan, dan kelalaian, manusia perlu menjadikan tanda koma sebagai rujukan dalam mengambil tindakan: terus-menerus  ––  tanpa berhenti atau berhenti hanya untuk sementara  ––  introspeksi, merenung, belajar, memperbaiki diri, dan melakukan hal-hal lain yang diperlukan untuk meminimalisasi kebodohannya, kecerobohannya, kekonyolannya, dan hal-hal buruk lainnya.
Itulah mengapa blog ini diberi tajuk “Tergantung pada Koma”. Dengan mengambil klausa itu sebagai tajuk, blog ini mencoba mengingatkan diri sendiri untuk tanpa henti melakukan refleksi internal guna berpikir dan memperbaiki diri dalam mengurangi segala keterbatasan, kelemahan, dan kekurangan-kekurangan lainnya. Ketidaksempurnaan adalah pembawaan inheren dari manusia sehingga diperlukan ikhtiar terus-menerus tak terhingga untuk belajar dan memperbaiki diri sebagai jalan keluar terpentingnya.

No comments:

Post a Comment